Senin, 04 Februari 2013

Tuhan kau luar biasa


  

 -Bogor depok, Senin 04 februari 2013. Stasiun bogor, pukul 10.12 wib. Dengan celana jeans lusuh dan kaos lengan pendek. Mataku memandang kesegala arah.
Hanya ada KRL ekonomi di dalamnya.
Terik matahari yang seketika redup, tertutup awan teduh. Membuat ku ingin merasakan KRL ekonomi itu.
Papa, seorang superhero dirumah ku. Melarang keras aku untuk menaiki kereta itu.
Semakin dilarang, semakin penasaran yang aku rasa.
Selama ini naik commuter line flat, naik duduk dan ga ada yang berbeda.
Hanya orang berdasi dan berkemeja di dalamnya.
Setelah beli tiket, ku bergegas menaiki ular panjang yang akan segera di berangkatkan itu.
Aku berjalan menelusuri gerbong panjangnya, yah begitulah.
Tatapan ku nanar, awalnya aku tidak sama sekali nyaman.
Sampai akhirnya aku berdiri di pinggir pintu terbuka KRL ekonomi itu.
Mataku menelusuri isinya, mungkin orang pun melihat aku asing.
Aku berusaha untuk menyamankan diri.
Ada apa dengan kata 'ekonomi' ? Apakah ekonomi selalu berkaitan dengan berantakan dan tidak tertib?
Sungguh miris, di dalam commuter line. Mungkin satu gerbong ada 3 petugas untuk menjaga keselamatan penumpang.
Tetapi di ekonomi? Tak ada sama sekali.
Apakah yang ekonomi berarti tidak ada penjagaan?
"Semua penumpang menjaga keamanan dirinya masing masing"
Itu yang terlintas di fikirku.
Setelah kereta mulai jalan, sekitar 40 menit perjalanan menuju stasiun UI.
Ku membuka handphone dengan sangat hati hati. Aku pun mengerti dengan tindak kriminal dalam sini.
Playlist mp3 ku memutar lagu Van Hallen - i cant stop loving you.
Luar biasa, dengan pintu yang terbuka.
Angin yang kencang.
Perpaduan musik dan suara khas dari KRL ekonomi.
Membuat ku merasakan kebebasan yang luar biasa.
Hamparan sawah dan rumah penduduk memanjakan mataku, walau agak berantakan. Namun ini lah indonesia :D
Membuat ku ingin segera sehat dan menuju pulau jawa dengan ular besar ini.
I cant stop loving you :D untuk manusia yang terpaksa tersesat di Semarang. Karena roda akan kehidupan yang selalu memberi pelajaran.
Playlist ku berganti, mata ku beralih ke dalam isi kereta kembali.
Kali ini, mataku di manjakan oleh sepasang anak jalanan yang sedang tertawa terbahak bahak akan lelucon satu sama lain.
Senyum ku tersimpul, mereka.
Melihat dan mendengar tawa bahagia dari seorang anak jalanan.
Hati ku terketuk.
Mereka kategori kekurangan, tetapi? Tawa mereka mengalahkan aku yang diberikan kelebihan.
Mereka bebas, bagaikan kupu kupu yang akan kemana saja hinggap.
Tapi? Seketika mata ku berpaling.
Ada 2 orang tuna netra yang sangat sudah renta.
Yang depan seorang pria, memegang mix dan tongkat dan yang belakang seorang wanita mengalungkan speaker sambil memegang pundak pria tuna netra di depannya.
Mulut ku menganga di buatnya, pintu kereta ini terbuka.
Berjalan kencang, mereka tak melihat? Sungguh keamanan yang tak terjaga.
Perlahan 2 tuna netra mendekat ke arah ku, ku rogoh saku untuk mengambil beberapa ribuan.
Subhanallah, mereka menjalani hidup dengan kekuatan yang luar biasa.
Lepas mereka pindah ke gerbong sebelah.
Aku kembali di kejutkan dengan anak kecil yang berteriak teriak kepada seorang pedagang buku.
Ada apa?
Iya, anak itu menginginkan buku itu.
Ku hampiri, jujur aku takut.
Anak itu kecil, sekitar 6tahun. Tapi tindakannya menyeramkan.
"ada apa de?" tanya ku perlahan.
Anak itu menatap ku, tajam.
Seakan hatinya mengalami titik beku karna kemarahannya.
Aku takut dan menelan ludah.
Dia menjawab "gua mau buku itu. Mau mewarnai"
Aku tersenyum, ku beli kan 4 buah buku mewarnai itu.
Tiba tiba anak itu melompat dan memelukku.
Aku shock karena saat itu aku takut.
Debu debu di wajahnya menempel di handbody tangan ku.
"ko lu baik banget, emg kenal gua?" katanya tanpa sopan santun.
Aku mengerti, keadaan yang membuat pemikirannya seperti itu.
Ku tersenyum kembali, "gak papa ko. Sana gih warnain"
Dia berlari ke arah gerbong sebelah.
Saat itu, semua mata orang dalam gerbong mengarah kepadaku.

Ada seorang TNI di samping ku, dia mengajakku berbicara.
Sampai akhirnya pendapat ku tersampaikan padanya.
Akan kata 'ekonomi' yang selalu berkaitan dengan ketertiban yang kurang.
Dia menanggapi ku dengan penjelasan yang luar biasa.
Yang bisa ku simpulkan
"mungkin nanti aku lah yang merubah pemikiran ku itu di masa depan ku"
Tak lama ada anak bertopi merah yang berumur sekitar 5 tahun. Dengan kondisi fisik yang membuat ku miris.
Dia berjalan mengesot di lantai kereta.
Iya, kaki nya tak ada.
Aku tak kuat melihatnya lama lama.
Lama lama mendekat.
Ku keluarkan beberapa recehan.
Ku angkat topi anak itu. Kuputar topi nya kebelakang.
Senyum ketulusan keluar dari wajah nya.
Aku pun membalas senyumannya.
Sampai akhirnya mataku melepas nya berjalan ke gerbong sebelah.
Ku nikmati kembali lagu lagu dalam playlist ku.
"de, mau duduk"
Ucap seorang bapa paruh baya padaku.
"tak usah pa, saya hanya sampai UI." beliau tersenyum.
Di stasiun bojong gede.
Kembali dikejutkan dengan naik nya 4 orang kakek kakek cina jawa.
Yang kulitnya sudah keriput dan mengerut yang hanya melapisi tulangnya.
Bukan hanya itu, ke empat kakek itu membawa 2 bakul berisi kan buah buahan masing masing nya. Sangat berat pasti.
Aku yang di pinggir pintu bingung harus berbuat apa. Kereta hanya berhenti 2 menit dan ke 4 kakek itu kesulitan menaikan bakul bakulnya.
Terlihat  pria pria dalam kereta keluar membawa bakul bakul itu.
Dan kereta jalan, pemuda pemuda itu lari mengejar gerbong ini.
Di dalam, ke 4 kakek merapihkan bakul agar tidak mengalangi jalan.
Di bantu dengan orang orang dalam gerbong.
Lalu, setiap pintu di tutupi oleh tubuh tubuh pria muda.
Aku agak risih.
Aku bilang "mas, saya pengap."
"Ngga ka, ini sudah tradisi kereta ekonomi.
Kita melindungi wanita dan orang tua yang ada di dalam kereta.
Karena kereta sudah penuh sesak.
Takut ada orang tua atau anak anak yang terlempar keluar" Penjelasan salah satu pemuda.
Aku diam. Luar biasa.
Pemikiran ku yang tadi adalah "penumpang menjaga keamanannya masing masing" seketika berubah menjadi "penumpang menjaga keamanannya dan satu sama lain"
Ini lah kereta ekonomi.
Solidaritas mereka begitu tinggi.
Sedangkan commuter line? Sering sekali kejadian terjepit pintu otomatis. Itu karena apa? Karena ke egoisan masing masing.
Sampai tiba di stasiun ui, aku turun.
Terdengar suara pemuda "hati hati ka, sukses kuliahnya"
Aku membalikan badan dan tersenyum padanya.
Kereta berjalan kembali. Tiba tiba di pinggir pintu kereta. Nongol anak si topi merah itu dan berteriak.
"kakaa terimakasih. Hati hati ka"
Luar biasa tuhan. Engkau ciptakan manusia yang luar biasa.
Dengan segala kenikmatan yg ku berikan padaku. Dengan pengalaman dan keindahan yang kau berikan hari ini.
Aku dapat mengerti dan kembali melawan kesakitan ini.
Aku adalah orang yang beruntung. Dengan segala kesempurnaan yang kau berikan tuhan.
Terimakasih.
Atas kuasa mu hari ini.
(AYR)


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Search Box

HALO

Foto saya
Jawa Barat, Bogor, Indonesia
hello, nama gua ayundayani rosadi. buat lebih akrab panggil aja gua yonde. gua sempet SD di SDN 15 pagi Tugu Utara. terus gua sempet SMP juga di SMPN 136 Jakarta Utara. gua juga sempet SMA nih, di SMAN 75 Jakarta Utara. sekarang gua mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta, jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan. Program Studi Jurnalistik. tepatnya dikelas Jurnalistik 1b. gua Announcer di @porosfm (polytechnic radio station) thank you \m/

Pengikut