Selasa, 02 Oktober 2012

Ringkasan Sang Perintis


NAMA : AYUNDAYANI ROSADI
KELAS : JURNALISTIK 1B 

Sang perintis

            Sang Perintis adalah sebuah film tentang dua tokoh perintis pers nasional, Tirto Adhi Surdjo dan Rohana Koeddoes. Keduanya dipisahkan oleh tempat dan dekade yang berbeda, namun mewakili spirit pembebasan bagi masyarakatnya. Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo (Blora, 1880 – 1918) adalah seorang tokoh kebangkitan nasional Indonesia, dikenal juga sebagai perintis persuratkabaran dan kewartawanan nasional Indonesia. Namanya sering disingkat dengan T.A.S.
Profil Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo

            Adalah orang pertama yang menggunakan surat kabar sebagai alat propaganda dan pembentuk pendapat umum. Beliau juga orang yang berani menulis kecaman- kecaman pedas terhadap pemerintahan kolonial Belanda pada masa itu. Beliau merpakan orang yang berwatak keras, cerdas dan piawai dalam berorganisasi. Adalah seseorang yang terus terang dalam menyampaikan beritanya. Dan karena keterusterangannya, beliau pernah di tangkap dan diasingkan ke pulau Bacan yang dekat dengan pulau Halmahera (Provinsi Maluku Utara). Setelah masa pembangannya, Tirto kembali ke Batavia, dan wafat pada tanggal 17 Agustus 1918. Makamnya dipindahkan pada tanggal 30 Desember ke makam Mangga Dua di Klender, Bogor.

Profil Rohanna Koeddoes
            Lahir di kota Gadang, Sumatera Barat pada tanggal 20 Desember 1884. Ia adalah pendiri sekaligus pengelola surat kabar Poetri Hindia. Belia hidup di zaman yang sama dengan Kartini, dimana akses wanita untuk mendapat pendidikan sangat dibatasi. Pada zamannya, Rohanna termasuk salah satu dari segelintir perempuan yang percaya bahwa diskriminasi terhadap perempuan, termasuk kesempatan untuk mendapat pendidikan adalah tindakan semena- mena dan harus dilawan. Dengan kecerdasan, keberanian, pengorbanan serta perjuangannya Rohanna tidak bisa mendapat pendidikan secara formal namun ia rajin belajar dengan ayahnya, seorang pegawai pemerintah Belanda.

Berikut adalah surat kabar yang didirikan sekaligus dikelola oleh Tirto Adhi Surdjo:

            Soenda Berita
Tirto Adhi Surdjo mendirikan surat kabar pertamanya yang diberi nama “Soenda Berita”. Surat kabarnya ini berdiri selama periode tahun 1903 hingga tahun 1905. Soenda Berita berdiri, karena atas modal dari Bupati Cirebon, beliau memberikan modal sebesar 1000 gulen.

Medan Prijaji
Berdiri di jalan Maripan, Bandung dan didirikan pada tahun 1907. Medan Prijaji merupakan salahsatu surat kabar yang memiliki oplah yang cukup besar. Medan Prijaji, memiliki para pembaca yang berasal dari kalangan atas, misalnya saja para raja, bupati, dan para petinggi. Namun, disamping itu, para pembacanya itu hanya terbatas pada kalangan itu saja. Medan Prijaji runtuh karena adanya masalah, dengan sistem keuangannya. Masalah tersebut dikarenakan adanya para pelanggannya yang tidak mau membayar surat kabar yang mereka baca. Benar saja, pada masa itu Medan Prijaji adalah surat kabar yang harganya cukup mahal yakni, seharga 1,75 gulden. Medan Prijaji, dalam pemberitannya tidak pernah berbasa- basi dalam mengungkapkan sebuah berita.

            Poetri Hindia
Poetri Hindia adalah surat kabar yang ketiga yang dikelola oleh Tirto Adhi Surdjo. Namun dalam kelanjutannya Petri Hindia dikelola oleh istrinya yaitu Rohana Koeddoes. Poetri Hindia didirikan pada tahun 1908. Tirto Adhi Surdjo mendirikan surat kabar ini atas dasar kepeduliannya terhadap kaum wanita, beliau berfikiran bahwa wanita juga harus berkecimpung dalam proses jurnalistik. Poetri Hindia diterbitkan 1 bulan 2 kali, berisi tentang keperluan wanita juga ibu rumahtangga. Dan berisi tips- tips untuk memasak dan keperluan rumah juga dapur. Poetri Hindia, pernah mendapatkan anugerah dari Sri Baginda Ratu Belanda. Karena isinya yang mendidik rakyat dan telah memperjuangkan hak- hak kaum wanita.


Komentar :  film ini sangat menarik, menurut saya Tirto Adhi Surdjo sangat berperan penting pada masa itu. Beliau adalah orang pertama yang menggunakan surat kabar sebagai alat propaganda dan pembentuk pendapat umum. Beliau juga berani menulis kecaman kecaman pedas untuk pemerintahan kolonial belanda, beliau berani memperjuangkan keberadaan surat kabar hingga akhirnya dapat diterbitkan, sifat pantang menyerahnya mengajarkan kepada kita tentang arti pentingnya sejarah pers di Indonesia hingga akhirnya beliau di tangkap.
Selain itu, beliau juga merintis surat kabar khusus wanita. Dengan tujuan mengenalkan kaum wanita pada dunia jurnalistik, karena beliau adalah sosok lelaki yang sangat menghargai perempuan. Pada zaman itu, dimana akses perempuan untuk mendapatkan pendidikan sangat dibatasi. Tetapi berkat surat kabar yang dikelola oleh rohana, pendidikan untuk perempuan mulai meluas, dan para perempuan mulai peduli dengan pendidikan lingkungannya. Tirto Adhi dan Rohanna adalah dua perintis pers yang berhasil, beliau bisa menanamkan pentingnya pendidikan melalui jalur jurnalistik. Dengan perjuangan nya yang sangat total dalam membela keperntingan rakyat Indonesia, beliau menjadi  sosok yang sangat berperan penting dalam perkembangan dunia pers di Indonesia pada masa kolonial Belanda.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Search Box

HALO

Foto saya
Jawa Barat, Bogor, Indonesia
hello, nama gua ayundayani rosadi. buat lebih akrab panggil aja gua yonde. gua sempet SD di SDN 15 pagi Tugu Utara. terus gua sempet SMP juga di SMPN 136 Jakarta Utara. gua juga sempet SMA nih, di SMAN 75 Jakarta Utara. sekarang gua mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta, jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan. Program Studi Jurnalistik. tepatnya dikelas Jurnalistik 1b. gua Announcer di @porosfm (polytechnic radio station) thank you \m/

Pengikut